Kehidupan adalah perjalanan yang penuh tantangan dan ujian. Kehidupan diciptakan Allah SWT untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. 67 : 2).
Jika kita memahami dan meyakini hakekat kehidupan yang berupa ujian, maka kita akan lapang dada ketika menerima cobaan.musibah dan siap mental untuk menerima tantangan kehidupan dari Allah SWT. Kita tidak akan mudah putus asa karena yakin Allah SWT tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. 2 : 286).
Itulah sebabnya Allah menyebut orang yang putus asa sebagai orang yang kafir (ingkar), karena ia lupa dengan hakekat kehidupan yang berupa ujian ini. Juga lupa dengan berbagai nikmat yang lebih banyak diberikan Allah SWT daripada musibah/cobaan yang Allah berikan kepadanya. “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS. 12 : 87).
Allah SWT juga mencela orang yang cepat berputus asa dengan firman-Nya, “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (QS. 41 : 49). “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih” (QS 11 : 9).
Jika kita meyakini betul hakekat kehidupan ini, Insya Allah tidak akan mudah putus asa dan selalu bersemangat menjalani kehidupan. Berikut ada beberapa saran agar kita juga selalu termotivasi untuk sukses, yakni :
1. Selalu berpikir positif.
Biasanya perasaan rendah diri tidak akan sukses disebabkan adanya kekhawatiran sukses itu jauh dan sulit. Padahal kita sebenarnya sudah sukses sejak lahir. Untuk menjadi manusia, kita harus mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia lainnya ketika berbentuk sperma. Bukankah itu berarti kita sudah menjadi juara (sukses) sejak lahir? Jadi terus meneruslah berpikir positif bahwa kita pasti bisa sukses. Jangan masukkan pikiran negatif bahwa kita tidak akan sukses. Sebab biasanya dari 1000 pikiran negatif yang benar itu hanya 1. Jika pun pikiran negatif terbukti, maka jadikan hal tersebut sebagai cara untuk belajar memperbaiki diri.
2. Yakin bahwa kita memiliki kelebihan.
Agar menjadi orang yang semangat akan kesuksesan dan tidak mudah berputus asa, yakinlah bahwa kita lebih hebat dari yang kita duga. Kita harus lebih banyak memikirkan kelebihan Kita daripada kekurangan Kita. Biasanya orang yang rendah diri lebih sibuk memikirkan kekurangannya daripada kelebihannya. Bahkan kekurangan yang nilainya kecil dibuat agar kelihatan besar oleh orangyang rendah diri. Jika kita selalu berpikir tentang kelebihan daripada kekurangan kita, maka kita akan lebih percaya diri untuk sukses. Nah..bagaimana kalau kita tidak mengetahui kelebihan (potensi) diri kita sendiri? Tanyalah kepada orang yang dekat dengan Kita tentang apa kelebihan Kita. Atau inventariskan prestasi kita di masa lalu. Setelah tahu, ingat-ingat dan gunakan untuk mempertebal rasa percaya diri kita. Bahkan kelebihan yang tidak ada hubungannya dengan situasi yang tengah kita hadapi tetap dapat membuat kita lebih percaya diri dihadapan orang lain.
3. Paksa diri untuk terus berkarya
Agar kita bisa sukses, maka lawan rasa putus asa tersebut dengan terus bergerak (berusaha). Jangan pernah berhenti untuk bergerak, karena kahekat kehidupan ini adalah pergerakan. Orang yang tidak bergerak pada hakekatnya dia sudah mati. Itulah sebabnya Allah menyuruh kita untuk terus bergerak walau memaksa diri. “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS. 9 : 41). Orang yang berputus asa karena ia banyak diam atau bergerak tapi tanpa arah. Teruslah kita bergerak dengan arah yang jelas menuju cita-cita mulia. Niscaya rasa putus asa akan hilang dengan sendirirnya.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat memotivasi untuk menjadi orang yang kuat dan sukses selalu.
Amin.
Sumber:http://nezha.abatasa.com/post/detail/2070/menghilangkan-rasa-putus-asa
Selengkapnya...
Rabu, 05 Januari 2011
Menghilangkan Rasa Putus Asa
Menghadapi Kegagalan
Kegagalan memang resiko dari sebuah usaha dan kekecewaan adalah resiko dari keinginan. Kegagalan dan kekecewaan itu jelas pahit. Dan kemungkinan terjadinya kegagalan dengan keberhasilan adalah sama yaitu 50 : 50.
Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan dan kekecewaan. Lalu siapkah kita menghadapinya dan bagaimana caranya agar kegagalan itu tak membawa keperihan yang berkepanjangan?
Sebenarnya ada tiga tipe penyebab kegagalan. Dua dari ketiga tipe ini adalah akibat kesalahan kita sendiri, yaitu kelemahan perencanaan dan rendahnya komitmen pelaksanaan. Kemudian yang ketiga adalah penyebab yang di luar dugaan.
Kelemahan perencanaan adalah penyebab kegagalan yang pertama. Ini terjadi akibat tidak realistisnya keinginan kita dan karena kurangnya penguasaan terhadap masalah yang berkaitan dengan keinginan tersebut. Ketidakrealistisan itu mencakup target yang ingin dicapai dan waktu pencapainnya.
Kurangnya penguasaan masalah menyebabkan kita tak mengetahui apa yang mesti dilakukan untuk mencapai keinginan atau kita salah memilih langkah. Saat ini orang lebih tertarik untuk memperdalam kiat dari pada mencoba memahami persoalan lebih mendalam. Orang banyak bertanya tentang: Bagaimana sih kiat menjadi pengusaha yang sukses tanpa berusaha memahami seluk beluk dunia usaha.
Rendahnya komitmen pelaksanaan merupakan salah satu penyebab terjadinya kegagalan. Rencana hanya tinggal di atas kertas sedang apa yang kita lakukan adalah rutinitas. Bagaimana kita akan memperoleh keinginan kita, jika yang kita lakukan bukan hal-hal yang berkaitan langsung dengan keinginan kita tersebut.
Penyebab kegagalan ketiga adalah hal-hal yang di luar kekuasaan kita. Kita pahami bahwa kehidupan kita ini tak semata tergantung pada apa yang kita lakukan. Kita akan sangat terpengaruh dengan apa-apa yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, seorang petani yang telah bekerja keras dan hampir panen, tiba-tiba harus kecewa karena diserang hama atau banjir.
Kegagalan, bagaimanapun juga akan membawa kepedihan di hati kita. Kita mungkin akan merasa sedih, frustrasi, tak berdaya atau bahkan mengalami depresi. Jika kepedihan itu terlalu berat dirasakan, kita akan merasa takut untuk memulai kembali usaha tersebut. KIta merasa diri kita terlalu bodoh dan tak berguna. Itu jelas berpengaruh buruk bagi kehidupan kita di masa datang. kita bisa jadi sangat pasif atau mungkin melakukan hal-hal yang destruktif lainnya.
Untuk mencegah kepedihan yang terlalu mendalam, ada baiknya kita memiliki kesiapan untuk menghadapi kegagalan dengan memperhatikan poin-poin berikut:
1. Menyadari betul bahwa kegagalan merupakan resiko dari bentuk usaha apa pun.
Kesadaran ini menyebabkan kita mempunyai ruang untuk dapat menerima kegagalan. Jangan pernah tanamkan dalam diri bahwa usaha kita akan seratus persen berhasil. Harus selalu ada ruang untuk menerima kegagalan di awal usaha.
2. Menyadari bahwa setiap kegagalan pasti ada penyebabnya.
Dengan kesadaran ini mendorong kita untuk mencari penyebab kegagalan ketimbang menyesalinya. Di atas telah dikemukan tiga hal penyebab kegagalan. Dari sini kita dapat kembali mengevaluasi diri sendiri. Inilah yang membuat kita lebih matang setelah mengalami kegagalan. Kita mungkin akan sadar bahwa keinginan kita selama ini tak realistis atau kita kurang memiliki komitmen kerja atau kita akan bertambah keimanan kepada Allah bahwa Dia lah yang Maha mengatur segala sesuatu.
3. Jangan menghukum diri terlalu berat.
Memang sebagian besar penyebab kegagalan adalah akibat kelemahan diri kita sendiri. Tapi cobalah lihat kelemahan itu dengan lapang hati, kita bukanlah makhluk yang serba bisa dan serba tahu. Kegagalan sebaiknya kita gunakan untuk mengetahui secara spesifik titik kelemahan kita dan langkah awal untuk melakukan perbaikan.
4. Jangan bohongi diri kita dengan angan-angan, dan tak mau mengakui kegagalan.
Kita boleh mempunyai keinginan, namun terimalah kenyataan jika kita tak berhasil mencapainya.
Wallahu’alam bishawab.
Sumber:http://nezha.abatasa.com/post/detail/2218/menghadapi-kegagalan
Selengkapnya...
Surat Buat Akhi
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Untuk Akhifillah
Dimanapun kau berada
Kutulis surat ini samata-mata atas dasar cinta karena Allah…
Mohon maaf atas kelancanganku telah berani menuliskan ini untukmu.
Namun aku ingin kau mengetahui, bahwa ada beberapa dari sifatmu yang tidak kami (para akhwat) sukai. Berbesar hatilah untuk mengetahuinya. Kami ingin kau terlihat baik dimata kami dan tentunya di mata Allah juga.
Akhi fillah…
Setiap kaum wanita merindukan sorang ikhwan yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Jangan kau sia−siakan waktu hidupmu dengan tujuan yang tidak jelas, tidak ada pegangan dan berlalu begitu saja dengan percuma. Ingatlah, bahwa laki−laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Berprinsiplah! Komitmenmu pada islam teguhkanlah. Bukankah kau telah mngkajinya tentang ini dalam majlis−majlis kajian Al−Qur’an yang biasa kau ikuti setiap bulannya. Di mana pengamalannya selama ini.
Akhi fillah…
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Oleh karenanya berlaku lembutlah terhadap perempuan. Ingatlkah engaku, dalam sebuah hadits, rasulullah memberitahukan bahwa sebaik−baik manusia adalah yang berlaku lembut terhadap wanita. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki, wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Sudahkah selama ini kau berlaku lembut terhadap perempuan. Adakah kau pernah menyakiti hati seorang perempuan..
Akhi fillah…
Hal selanjutnya yang tidak para akhwat sukai adalah kesombonganmu. Sombong adalah sifat setan laknat. Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Perempuan adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan yang dimiliki perempuan. Jangan kira kekuasaanmu sebagai seorang laki−laki membuat dirimu menjadi sombong. Dengan sifat mengaturmu yang berlebihan, dan sifat tidak ingin di kalahkan oleh perempuan dalam hal apapun. Kami tau, bahwa ada batasan hak−hak antara perempuan dan laki−laki yang telah Allah tetapkan. Kami tidak menuntut emansipasi, tapi sadarlah wahai akhi, bahwa kau sering kali berlaku sombong di mata kami.
Akhi fillah…
Setiap akhwat sangat mendambakan seorang ikhwan yang mempunyai pendirian. Bukan ikhwan yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama dapat bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
Akhifillah…
Kau adalah penopang kami. Dikala kami membutuhkan penguat dalam situasi kekufuran yang sedang menerjang ini tak pantas bila kau malah ikut gentar atau juga lemah. Akhwat ingin ikhwan yang tegar, bukan ikhwan yang cengeng. Dalam hal ini bukan cengeng menangis ketika mendengar ayat−ayat Allah dilantunkan. Itu adalah kelembutan hati. Tetapi cengeng yang gentar menghadapi tantangan yang ada di depan. Bagaimana kau akan memimpin kami bila kau sendiri bersifat lemah. Ikhwan yang cengeng cendrung nampak serba tidak meyakinkan.
Akhi…
Kututup surat ini sampai disini. Semoga kau bisa mengambil maksud dari kami menuliskan ini untukmu. Salam sejahtera untukmu selalu. Semoga Allah selalu memberi cahaya ilmu−Nya kepada kita semua. Dan semoga Allah selalu menangi kita dalam rahman dan rahim−Nya. Amin.
Saudarimu.
Sumber:http://nezha.abatasa.com/post/detail/2444/surat-buat-akhi
Selengkapnya...
Sakit Hati...??
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” QS. Al-A’raf: 199.
Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa yang satu ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia. Apalagi, mengingat manusia adalah mahluk sosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Akan tetapi, sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti. Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita sampai bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
Ambisi adalah salah satu dari beberapa celah yang menjadi pintu bagi syetan untuk memasuki hati manusia. Ambisi yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli. Bila tidak dilandasi iman, seorang yang ambisius cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ambisinya.
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang manusia bertindak tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah melemah, tinggallah hawa nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”
Obat sakit hati paling ampuh adalah mengintrospeksi diri.
tinggalkan perasaan su’udzan terhadap orang lain, banyak berdzikir dan belajar ikhlas...
selamat mencoba!
Sumber:http://nezha.abatasa.com/post/detail/2301/sakit-hati
Selengkapnya...
Selasa, 04 Januari 2011
Untukmu, putri manisku..
Wahai putriku,,
engkau adalah perempuan yang paling pandai memakai wewangian. Oleh karena itu perliharalah dua perkataan : Nikahlah dan pakailah wewangian dengan menggunakan air hingga wangimu seperti bau yang ditimpa air hujan.
“Wahai anak perempuanku!
Bahwasanya jika wasiat ditinggalkan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka aku menjauh darimu. Akan tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi orang yang berakal. Wahai anak perempuanku! Jika seorang perempuan merasa cukup terhadap suami lantaran kekayaan kedua orang tuanya dan hajat kedua orang tua kepadanya, maka aku adalah orang yang paling merasa cukup dari semua itu. Akan tetapi perempuan diciptakan untuk laki-laki dan laki-lakai diciptakan untuk perempuan.
Wahai anakku, inilah kenyataan yang engkau hadapi dan inilah masa depanmu. Inilah keluargamu, di mana engkau dan suamimu bekerja sama dalam mengarungi bahtera rumah tannga. Adapun bapakmu, itu dulu. Sesungguhnya aku tidak memintamu untuk melupakan bapakmu, ibumu dan sanak saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selamanya wahai buah hatiku. Bagaimana mungkin seorang ibu melupakan buah hatinya. Akan tetapi aku memintamu untuk mencintai suamimu dan hidup bersamanya, dan engkau bahagia dengan kehidupan bersamanya.
Wahai putriku yang belia, ketahuilah bahwasannya keagungan seorang suami yang paling besar adalah kemuliaan yang engkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar baginya adalah perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau tidak merasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannya terhadap keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baik terhadap hal yang engkau sukai atau yang engkau benci). Jauhilah menampakkan kebahagiaan dihadapannya jika ia sedang risau, atau menampakkan kesedihan tatkala ia sedang gembira.
Sungguh hiasilah hari-hari di rumahmu kelak dengan sifat qana’ah dan mu’asyarah, melalui perhatian yang baik dan ta’at pada perintah suamimu. Sesungguhnya pada qana’ah terdapat kebahagiaan qalbu, dan pada ketaatan terdapat keridhaan Allah ta’ala. Buatlah janji di hadapannya dan beritrospeksilah di hadapannya juga. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan jangan sampai ia mencium darimu kecuali wewangian.
“Wahai anakku, jangan kamu lupa dengan kebersihan badanmu, karena kebersihan badanmu menambah kecintaan suamimu padamu. Kebersihan rumahmu dapat melapangkan dadamu, memperbaiki hubunganmu, menyinari wajahmu sehingga menjadikanmu selalu tampak cantik, dicintai, serta dimuliakan di sisi suamimu. Selain itu disenangi keluargamu, kerabatmu, para tamu, dan setiap orang yang melihat kebersihan badan dan rumah akan merasakan ketentraman dan kesenangan jiwa”
Wahai, putriku yang sebentar lagi akan bersuami, perhatikanlah waktu makan suamimu dan tenangkanlah ia tatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguan tidur pun menjengkelkan. Jagalah harta dan keluarganya. Dikarenakan kekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dan kekuasaan dalam keluarga artinya perlakuan yang baik. Jangan engkau sebarluaskan rahasianya, serta jangan engkau langgar peraturannya. Jika engkau menyebarluaskan rahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau merobek dadanya. (Ahkamu An-Nisa karangan Ibnu Al-Jauzi)
Ingatlah selalu wahai putriku manis, bahwasanya laki-laki memiliki kata-kata manis nan indah yang lebih sedikit dari pada kamu, yang dapat membahagiakannya. Janganlah engkau membuatnya berperasaan bahwa pernikahan ini menyebabkanmu merasa jauh dari keluarga dan sanak kerabatmu. Sesungguhnya perasaan ini sama dengan yang ia rasakan, karena dia juga meninggalkan rumah orang tuanya, dan keluarga karena dirimu.
Tetapi antara dia dan kamu ada kenyataan yang berbeda, perempuan selalu rindu kepada keluarga dan tempat ia dilahirkan, berkembang, besar dan menimba ilmu pengetahuan. Akan tetapi sebagai seorang isteri ia harus kembali kepada kehidupan baru. Dia harus membangun hidupnya bersama laki-laki yang menjadi suami dan perlindungannya, serta bapak dari anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru. Tempat di mana, engkau menjadi bagian tak terpisahkan darinya.
Dan ketahuilah gadis ku yang cantik,
Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya:
“Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum”.
Dan ketahuilah pula, wahai putriku. Dengan ini, engkau telah keluar dari sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkau ketahui. Menuju seorang ikhwan yang engkau belum merasa rukun dengannya. Oleh karena itu jadilah engkau sebagai bumi baginya, maka dia akan menjadi langit untukmu. Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya ia akan menjadi tiang untukmu.
Jadilah engkau hamba sahaya baginya, maka niscaya ia akan menjadi hamba untukmu. Janganlah engkau meremehkannya, karena niscaya dia akan membencimu dan janganlah menjauh darinya karena dia akan melupakanmu. Jika dia mendekat kepadamu maka dekatkanlah dirimu, dan jika dia menjauhimu maka menjauhlah darinya. Jagalah hidungnya, pendengarannya, dan matanya. Janganlah ia mencium sesuatu darimu kecuali wewangian dan janganlah ia melihatmu kecuali engkau dalam keadaan cantik.
Ketahuilah wahai anakku. Ibu menulis bait ini dengan uraian air mata, bercampur senyum bahagia. Sudah saatnya engkau menerima untuk menempuh hidup baru. Kehidupan di mana ibu, bapak, atau salah seorang dari saudara kandungmu tidak mempunyai tempat di dalamnya. Dalam kehidupan tersebut engkau menjadi teman bagi suamimu, yang tidak menginginkan seorang pun ikut campur dalam urusanmu.
Jadilah istri untuknya wahai anakku, dan jadilah ibu untuk anak-anaknya. Kemudian jadikanlah ia merasakan bahwa engkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya, dan segala-galanya di dunia.
sumber:
http://mahabbahtedja.wordpress.com
Selengkapnya...
Arti Cinta dalam Islam
Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
Dari berbagai sumber
Selengkapnya...
Senin, 03 Januari 2011
Informasi Diabetes Mellitus / Kencing Manis / Penyakit Gula Darah
Pengertian, Definisi, Pencegahan, Perawatan, Petunjuk, dll
Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumpah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia.
Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.
Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.
Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit.
Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik.
Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.
sumber : organisasi.org
Selengkapnya...
Tahukah Anda?Tidur Terlalu Malam Menyebabkan Kanker Hati
dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT,GPT), ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!
Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK.
Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.
Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Ch’uan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
Saat ini ada seorang pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis. Pasien sangat terperanjat, Bagaimana mungkin? Tahun
lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal.
Bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu tahun yang relatif singkat bisa tumbuh kanker hati yang demikian besar?
Ternyata check-up yang dilakukannya hanya memeriksa fungsi hati.
Hasil pemeriksaan juga menunjukkan normal.
Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling
dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling disalahpahami oleh masyarakat kita.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati.
Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, GOT dan GPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu dan sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka GOT dan GPT akan lari keluar. Hal ini menyebabkan kandungan GOT dan GPT di dalam darah meningkat.Tetapi tidak adanya peningkatan angka GOT dan GPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan pada hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.
Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka GOT dan GPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan yang tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga
berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab utama.
2. Tidak buang air di pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan.
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat.
Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkomsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga menambah beban hati. Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3 – 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.
Sebab:
Malam hari pk 9 – 11 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang
tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
Malam hari pk 11 – dini hari pk 1 : saat proses de-toxin di bagian hati,harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Dini hari pk 1 – 3 : proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.
Dini hari pk 3 – 5 : de-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
Pagi pk 5 -7 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.
Pagi pk 7 – 9 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 6:30. Makan pagi sebelum pk 7:30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9 -10 daripada tidak makan sama sekali.
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, tidurlah yang nyenyak dan jangan bergadang.
Sumber:http://youdee12.wordpress.com
Selengkapnya...
Minggu, 02 Januari 2011
GERAKAN ANTI MADZHAB
Mula-mula gerakan Anti Madzhab ini di hembuskan oleh Ibnu Taimiyah, Ibnu Hazm, Ibnul Qoyyim dan mulai terkenal saat di gaungkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab di Nejed, Muhammad Abduh dan Rosyid Ridlo di Mesir, serta Jamaluddin al-Afgani di Afganistan.
Gerakan Anti Madzhab yang di pelopori Muhammad Abduh di Mesir pada penghujung abad sembilan belas dan menjelang abad dua puluh banyak menarik perhatian umat Islam, baik di Mesir sendiri maupun negeri-negeri Islam lainnya. Muhammad Abduh berpendapat “bahwa kemunduran umat Islam selama ini adalah karena mereka kehilangan kebebasan berpikir dalam menghayati kemurnian ajaran Islam. Mereka lebih suka taklid, mengikuti imam-imam madzhab daripada berpikir secara bebas. Akibatnya pikiran mereka menjadi beku, tidak mampu menghadapi tantangan zaman dan kemajuan orang-orang barat yang modern, bebas dan rasional. Bahkan selalu menjadi bangsa yang terjajah”.
Berlatar belakang dari pemikiran tersebut, Muhammad Abduh berusaha melepaskan belenggu taklid dan mengendorkan ikatan madzhab yang selama ini menjerat kebebasan umat Islam, serta membuka lebar-lebar pintu Ijtihad bagi mereka. Tidak peduli mereka itu benar-benar ahli dibidang itu atau tidak. Agar dengan kebebasan berpikir ini, mereka mengalami kemajuan dan sanggup menghadapi tantangan dunia modern sebagaimana halnya orang-orang barat.
Pandangan Muhammad Abduh ini sejalan dengan pandangan Lord Kromer, yang mengatakan bahwa umat Islam selalu ketinggalan zaman dan sulit menyesuaikan diri dengan perkembangan kebudayaan barat (Eropa). Hal ini terjadi karena mereka masih kuat berpegang teguh dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang telah berabad-abad lamanya ditanamkan oleh para ulama’. Kemudian dalam rangka mengeluarkan umat Islam dari problematika ini, Lord Kromer memberikan solusi agar setiap orang Islam berani ber-ijtihad dan keluar dari belenggu madzhab yang hanya akan menjadikan kebekuan dan kejumudan cara pandang dan pemikiran mereka.
Gerakan anti madzhab ini tampak berhasil dalam menanamkan rasa kebanggaan pada kelompok modern, lebih-lebih bila dikaitkan dengan masalah kebangkitan umat Islam. Karena berpikir secara bebas, adalah simbul dari kemajuan berpikir, Sedangkan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip tradisional adalah ciri dan watak kemunduran. Akan tetapi jika dikaitkan dengan perkembangan syari’at Islam sejak awal mula hingga kini, ternyata gerakan ini belum melahirkan budaya baru dalam masalah pembinaan hukum Islam. Karena Gerakan Anti Madzhab ini masih terus berputar-putar dalam arena yang sudah dipagari tembok madzhab yang kokoh dan belum mampu menciptakan arena baru yang lepas bebas dari kendali madzhab.
Jika dipelajari, dengan tekun, sadar dan insaf, fiqh Islam atau Ilmu hukum Islam yang ditulis oleh kelompok anti madzhab ini, tidak ada satupun masalah fiqh kajian mereka yang lepas dari kajian imam-imam madzhab, baik yang menyangkut masalah ubudiyah, muamalah, munakahah, jinayah dan lain-lainnya. Artinya, fiqh kajian mereka kalau tidak sesuai dengan madzhab Syafi’i, maka akan sesuai dengan madzhab Hanafi. Dan kalau tidak sesuai dengan madzhab Syafi’i dan hanafi, maka akan sesuai dengan madzhab maliki atau hambali. Demikian terus akan berputar dikalangan madzhab empat. Dan bila sama sekali tidak sesuai dengan madzhab empat, maka ada indikasi yang kuat kalau fiqh itu telah lepas dari rumpun ahlussunnah wal Jama’ah, atau bahkan telah keluar dari syari’at Islam, misalnya saja persyaratan-persyaratan yang ketat yang bertujuan melarang poligami, persamaan hak waris dan menjatuhkan thalak bagi laki-laki dan wanita dan lain-lain.
Apalagi buku-buku fiqh Islam yang dikarang oleh orang-orang Indonesia yang anti madzhab, malah hamper seratus persen di serap dari kitab-kitab madzhab yang ada dengan variasi komentar yang bermacam-macam. Sedangkan materi yang di bahas berkisar pada masalah-masalah hokum Islam yang sudah di bahas tuntas oleh imam-imam madzhab ratusan tahun yang lalu.
Sejauh usaha yang telah dicapai oleh golongan anti madzhab ini, hanyalah melakukan perbandingan disana-sini, kemudian dipilih mana yang lebih cocok dengan penilaian dan selerah, atau hanyalah merupakan pengembangan dari apa yang telah dirintis oleh para ulama’ madzhab dahulu kala. Sebut saja kitab “Muqoronatul Madzhab fil Fiqh”, karangan Prof. Mahmud Syaltut dan Prof. Ali As-Syais, hanyalah sebagian kecil, kalau dibandingkan dengan Al-Majmu’ Syarah Muhadzdzab karangan Imam Nawawi.
Sumber : “alla Madzhabiyyah akhtharu bid`atin tuhaddidusy Syarii`atal Islamiyyah”. Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buthi
Selengkapnya...
Tahlilan dan Ta'ziah dalam Pandangan Islam
Sudah menjadi tradisi di kalangan Umat Islam Indonesia, bila ada seorang yang wafat, maka keluarga al-Marhum akan menyelenggarakan tahlilan, yang mana dihadiri para kerabat, keluarga, tetangga dan handai tolan. Setelah pelaksanaan tahlil, biasanya dilanjutkan dengan acara ta'ziah. Dalam ta’ziah itu, sering diisi ceramah agama. Tujuannya, di samping menghibur keluarga yang sedang berduka, juga menyampaikan siraman rohani keagamaan pada masyarakat yang hadir dalam ta’ziah.
Berangkat dari hal ini, muncul permasalahan, bagaimana Syariat Islam menyikapi tahlilan dan ta’ziah? Di titik singgung manakah perbedaan yang diperselisihkan selama ini?
Semoga uraian berikut, dapat memberi solusi alternatif bagi tsaqafah (wawasan) kita dalam melihat masalah tahlilan. Dan lebih dari itu, manfaat kedewasaan sikap dan kedalaman pengetahuan Islam, semakin mengakar dalam diri kita semua. Amin!
Tahlilan
Pengertian Tahlil
Dari sisi etimologi, kata tahlil memiliki arti mengucapkan laailaahaillallah. Dalam hadits dijelaskan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Perbaharuilah imanmu! Seorang sahabat bertanya, wahai Rasulullah, bagaimana cara memperbaharui iman? Beliau menjawab, Perbanyaklah tahlil".
Mengacu dari konteks hadits ini, tahlil mengandung pengertian; mengucapkan kalimat laailahaillallah (tiada tuhan selain Allah). Demikian disebutkan dalam kamus kontemporer. Kata tahlil termasuk dalam beberapa kata yang telah dibakukan untuk satu ucapan tertentu. Kata tahlil sebangsa dengan kata tahmid; mengucapkan Alhamdulillah, tasbih; Subhanallah, Hamdalah; Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, dan sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah tahlilan kemudian lebih dipahami di lingkungan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari ritual dzikir, ketika ada seseorang meninggal dunia.
Persoalan selanjutnya adalah, muncul perbedaan pendapat yang dikalangan ulama dalam masalah ini, apakah tahlilan boleh atau tidak.
Pendapat Ulama Mengenai Tahlilan
Permasalahan tahlilan adalah termasuk salah satu ritual yang masih diperdebatkan oleh ulama hingga saat ini. Adapun titik krusial yang menjadi obyek perbedaan tersebut terletak pada poin-poin berikut:
Apakah doa, bacaan istighfar untuk mayit dan bacaan Al-Quran orang hidup yang dihadiahkan pahalanya pada al-Marhum, dapat memberi manfaat bagi si mayit atau tidak?
Apakah tahlil (dalam bentuk yang kita kenal) disyariatkan Allah dan Rasul-Nya atau tidak?
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah membagi bentuk amal perbuatan manusia menjadi dua bagian. Pertama, amal badaniyyah. Yaitu, amal yang dipraktekkan langsung oleh fisik manusia, seperti shalat, puasa dan dzikir. Kedua, amal maliyyah. Yaitu, amal dalam bentuk materi dan harta, seperti sedekah dan infaq.
Berangkat dari dua poin dan perkataan Imam Ibnul Qayyim di atas, para ulama berbeda pendapat menyikapi tahlilan sebagaimana dibawah ini:
Pendapat Pertama
Ritual tahlil bukan termasuk sesuatu yang dianjurkan agama, dan memohonkan ampun serta menghadiahkan pahala kepada orang yang telah mati tidak berpengaruh sedikit pun bagi sang mayit. Berdasarkan beberapa dalil:
Firman Allah Swt. dalam Surat An-Najm, ayat 38-39 :
أَلاَّ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى * وَأَنْ لَيْسَ لِلإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
"Bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya."
Firman Allah dalam Surat Yaasiin, ayat 54 :
فَالْيَوْمَ لا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئاً وَلا تُجْزَوْنَ إِلاَّ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun, dan kamu tidak dibalasi kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan."
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah, ayat 286 :
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
"Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."
Tiga ayat di atas merupakan penjabaran dari keterangan, bahwa orang yang telah mati, tidak berkesempatan lagi mendapat tambahan pahala, yang dapat menyelematkannya dari siksa kubur & akhirat, kecuali yang disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim:
· "Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: (1) sedekah jariyah, (2) Doa anak shalih, (3) Ilmu yang bermanfaat sesudahnya."
· "Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan, maka (perbuatan) itu tidak diterima."
Hadits pertama menyebutkan, hanya ada tiga perkara yang akan mendatangkan manfaat bagi si mayit. Dari tiga perkara itu tidak ada satupun yang mengisyaratkan adanya tahlil, atau membolehkan tahlilan.
Hadits kedua lebih tegas lagi, secara jelas menyatakan, bahwa segala perbuatan yang tidak dicontohkan Rasulullah saw. adalah perbuatan bid’ah. Berdasarkan hadits kedua ini, sebagian ulama menyimpulkan, bahwa tahlilan bertentangan dengan Syariat, karena tidak sesuai dengan enam hal yang disepakati bersama. Keenam hal tersebut adalah (1) sebab atau illat, (2) jenis, (3) kadar (bilangan), (4) waktu, (5) tata cara (kaifiyah), dan (6) tempat.
Karena itu jelaslah, bahwa semua amal ibadah manusia yang masih hidup, tidak akan bisa dihadiakan pahalanya kepada orang yang telah meninggal dunia. Bahkan pahala yang diniatkan untuk dihadiahkan kepada si mayit, tidak akan pernah sampai dan tidak akan memberi manfaat sedikit pun pada sang mayit. Hal ini berlaku untuk seluruh aspek amal kebaikan, baik amal badaniyah atau maliyyah. Kecuali beberapa hal yang diberi dispensasi oleh Rasulullah, sebagaimana dilansir dalam hadits riwayat Muslim di atas.
Pendapat Kedua
Antara ibadah badaniyah dan ibadah maliyah harus dibedakan. Pahala ibadah maliyyah seperti sedekah dan infak akan sampai kepada mayit. Sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Al-Quran, tidak ada pengaruhnya bagi sang mayit. Dengan kata lain pahalanya tidak sampai ke mayit. Pendapat ini paling masyhur di kalangan mazhab Syafi’i dan Maliki. Mereka ber-hujjah, bahwa ibadah badaniyah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain. Sama halnya saat ia masih hidup, ia tidak akan bisa mewakili kewajiban shalat orang lain yang juga masih hidup. Alias, ibadahnya tidak sah. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:
لاَ يُصَلِّي أَحَدٌ عَنْ أَحَدٍ وَلاَ يَصُوْمُ أَحَدٌ عَنْ أَحَدٍ، وَلَكِنْ يُطْعِمُ عَنْهُ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مُدًّا مِنْ حِنْطَةٍ
"Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk menggugurkan kewajiban shalat orang lain, dan tidak pula melakukan puasa untuk menggantikan puasa orang lain, tetapi hendaklah ia memberi makan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum".
Pendapat Ketiga
Doa dan juga ibadah yang diniatkan untuk mayit, baik dalam bentuk maliyah atau pun badaniyah, sangat bermanfaat bagi mayit, berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
Pertama : Dalil Al-Quran
Allah Swt. berfirman dalam Surat Al-Hasyr, ayat 10 :
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ
’’Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa, ’’Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami.’’
Dalam ayat ini Allah Swt. menyanjung orang beriman, karena mereka memohonkan ampun (istigfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan, bahwa orang yang telah meninggal mendapat manfaat dari istigfar orang yang masih hidup.
Kedua : Dalil Hadits
· Dalam hadits, banyak sekali melansir doa yang dibaca saat shalat jenazah. Yaitu, doa yang ditujukan pada mayit setelah ia dikubur, dan doa ziarah kubur. Doa yang dibaca saat shalat jenazah antara lain, Rasulullah saw. bersabda yang artinya : "Auf bin Malik berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. setelah selesai shalat jenazah berucap: Ya Allah, ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air salju dan air embun, bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, berilah ia tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya di dunia, beri juga keluarga yang lebih baik dari keluarganya yang di dunia, juga pasangan yang lebih baik dari pasangannya di dunia. Dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka".
· Dalam hadits lain dijelaskan, bahwa sedekah yang diniatkan untuk mayit, pahalanya akan sampai pada mayit. Redaksi hadits tersebut adalah, "Abdullah bin Abbas r.a. berkata : suatu ketika ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia ketika Saad tidak berada ditempat. Lalu, ia datang kepada Nabi dan bertanya, wahai Rasulullah, ibuku telah meninggal dunia saat saya tidak mendampinginya, jika saya bersedekah dengan niat pahalanya buat ibu saya, akan sampaikah pahala itu ke ibu saya? Rasulullah saw. Menjawab : Ya! Saad berkata lagi, "saksikanlah, bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan di jalan Allah, agar pahalanya dipetik oleh ibuku."
Ketiga : Dalil Ijma’
a. Jumhur ulama sepakat, bahwa doa yang dibaca dalam shalat jenazah, sangat bermanfaat bagi mayit. Artinya, bila ia seorang pendosa, maka doa tersebut dapat meringankan siksanya, baik dalam kubur maupun di akhirat kelak.
b. Utang mayit dianggap lunas, bila dibayar orang lain, sekalipun bukan keluarganya. Berdasarkan hadits Abu Qatadah, ketika ia menjamin akan membayar hutang seorang mayit sebanyak dua dinar. Setelah ia tunaikan utang itu Nabi saw. bersabda:
أَلآنَ بَرَدْتَ عَلَيْهِ جِلْدَتَهُ
"Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya".
Pendapat ini dikuatkan pula oleh seorang pakar fiqih Hanbali, yaitu Syekh Abdullah bin Muhamad bin Humaid –rahimahullah-. Dalam kitab beliau berjudul "Gayatul Maqsud" beliau membahas secara khusus masalah ini. Beliau mengatakan, "bahwa seluruh ulama dari berbagai mazhab menyetujui pendapat ini. Yaitu, pahala yang diniatkan kepada mayit akan sampai padanya. Bahkan semua bentuk amal shaleh yang dilakukan orang yang hidup, lalu menghadiahkannya kepada mayit, seperti haji, sedekah, binatang korban, umrah, bacaan Al-Quran serta tahlil, takbir dan shalawat pada Nabi tidak diragukan lagi, akan sampai pada mayit."
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini kami akan memuat beberapa nashush fiqhiyyah dari berbagai mazhab, menyangkut masalah tahlil :
Mazhab Hanafi
Usman bin Ali Az-Zaila’i dalam kitabnya ‘Kanzu Daqaiq’ menjelaskan di bab alhajju ‘an ghairihi sebagai berikut, "Pada dasarnya, manusia memiliki hak untuk mentransfer pahala perbuatannya pada orang lain. Sebagaimana diakui oleh penganut ahli sunnah wal jama’ah, baik itu shalat, puasa, haji, sedekah, bacaan Al-Quran, dzikir dan lain sebagainya. Pendeknya, semua bentuk amal kebajikan. Dan seluruh pahalanya akan sampai kepada mayit bahkan dapat memberi manfaat bagi mayit." Pendapat ini disetujui oleh Imam Al-Marginani pada awal bab al-hajju ‘anilghair (menghajikan orang lain).
Mazhab Maliki
Al-Qadhi ‘Iyadh ketika menjelaskan hadits riwayat Muslim yang berbunyi, "Mudah-mudahan kedua pelepah korma ini dapat meringankan azab orang yang baru saja dikubur selama pelepah korma ini masih basah." Dari hadist ini, para ulama berkesimpulan, bahwa bacaan Al-Quran yang diniatkan untuk mayit, hukumnya Sunah. Sebab bila pelepah korma saja, yang tak berarti itu dapat meringankan azab sang mayit, apatah lagi bacaan ayat Al-Quran, tentu lebih utama dari pelepah korma. Pendapat ini didukung oleh Imam Al-Qarafi dan Syekh Ibnul Haj.
Mazhab Syafi’i
Imam Nawawi berkata, "Disunahkan bagi orang yang menziarahi kubur untuk menyalami penduduk kubur yang diziarahi dan mendoakan mereka. Lebih afdhal lagi bila doa yang dibaca sesuai dengan yang pernah dibaca Rasulullah saw. Demikian juga, disunahkan membaca Al-Quran untuk penghuni kubur, lalu disambung langsung dengan bacaan doa bagi keselamatan mereka."
Mazhab Hanbali
Imam Ibnu Qudamah berkata, "Segala bentuk perbuatan yang dapat mendatangkan pahala dan diniatkan untuk sang mayit muslim, insya Allah, dapat ia petik hasilnya. Apalagi doa, istigfar, sedekah dan hal-hal wajib yang memang harus ditunaikan. Para ulama sepakat, hal itu pasti dirasakan manfaatnya oleh sang mayit." Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Taqiyuddin Muhammad bin Ahmad Al-Fatuhi. dan juga Syaikh Mansur Al-Bahuti.
Menyediakan Makanan
Dalam acara Tahlilan, biasanya keluarga mayit menyediakan makanan untuk disuguhkan kepada tamu yang datang dalam acara ritual tersebut. Mereka meniatkan suguhan itu sebagai sedekah. Padahal, Nabi saw. justru memerintahkan para tetangga atau karib kerabat keluarga yang berduka untuk mengulurkan bantuan. Baik berupa makanan atau apa saja guna meringankan beban sekaligus menghibur mereka. Ungkapan belasungkawa, mereka tunjukkan dengan membawa sesuatu untuk melancarkan prosesi penguburan jenazah. Atau membawa makanan untuk keluarga yang dilanda musibah. Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بِنْ جَعْفَرَ قَالَ : لَمَّا جَاءَ نَعْيُ جَعْفَرَ حِيْنَ قُتِلَ قَالَ النَّبِيُّ ": اصْنَعُوْا لآلِ جَعْفَرَ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يُشْغِلُهُمْ (رواه الشافعي وأحمد).
"Abdullah bin Ja’far berkata : tatkala datang berita, bahwa Ja’far telah terbunuh, Rasulullah saw. bersabda:"Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far! Karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkan mereka." (HR. Asy-Syafi’i dan Ahmad).
Karena itu, sepatutnya yang menyediakan makanan bagi keluarga yang dilanda musibah itu adalah tetangga. Bukan justru sebaliknya. Sudah tertimpa musibah, mereka pula yang harus menyediakan makanan.
Adapun pendapat yang membolehkan pihak berduka untuk memberi makan para penta’ziah di saat tahlilan. Mereka berdalih dengan hadits yang menganjurkan keluarga berduka agar bersedekah, dengan niat pahalanya untuk mayit. Maka, pahala menjamu makan pengunjung saat tahlilan semata-mata dihadiahkan untuk mayit.
Akan tetapi, perlu diketahui, bahwa memberi makan dalam kondisi duka seperti ini, bukan hal yang wajib. Maka, jangan sampai keluarga yang berduka memaksakan diri menjamu tamu. Apalagi sampai berhutang hanya demi menutupi kebutuhan jamuan tersebut. Atau mendahulukan jamuan itu dari hal-hal yang lebih wajib, seperti menunaikan wasiat dan melunasi hutang.
· Ta’ziyah
Sebenarnya, ta’ziyah sudah sering dibahas ulama fiqih sejak dulu. Dalam literatur fiqih, bahasan ta’ziyah masuk kategori bab ibadah. Ta’ziyah tak dapat dipisah dari permasalahan jenazah. Ketika ulama membahas hukum mengunjungi orang sedang sakaratulmaut atau meninggal dunia. Lalu, hukum memandingkan mayit, mengkafankan, menguburkan dan terakhir menshalatinya. Maka ta’ziyah, tentu tidak akan luput dari perbincangan ulama. Ia ibarat ungkapan belasungkawa seseorang sebagai ekspresi minimal rasa solidaritas terhadap musibah yang menimpa saudaranya.
Pengertian Ta’ziyah
Menurut bahasa, ta’ziyah bersumber dari akar kata (‘azza). Artinya, menghimbau untuk bersabar, atau membantu melapangkan dada orang yang sedang di timpah musibah.
Sedangkan menurut istilah, terdapat beberapa definisi ulama. Semuanya tidak keluar dari makna lugawi di atas. Di antaranya sebagai berikut :
Syarbini al-Khatib menjelaskan, bahwa ta’ziyah adalah "menasehati orang yang berduka cita untuk tetap sabar. Mengingatkan ganjaran yang dijanjikan bagi orang sabar dan kerugian bagi orang yang tidak sabar. Memohonkan ampunan kepada si mayit, agar tegar menghadapi musibah."
Imam Nawawi berkata, "ta’ziyah adalah menyabarkan, dengan wasilah apa saja yang dapat menyenangkan perasaan keluarga mayit, dan meringankan kesedihannya."
Imam Al-bahuti Al-Hanbali, menyebutkan, "ta’ziyah adalah menghibur dan memberi semangat kepada orang yang ditimpa musibah agar tetap sabar. Mendoakan si mayit bila ia seorang muslim atau muslimah".
Ibnu Qudamah menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan ta’ziyah adalah, "menghibur keluarga mayit dan membantu tunaikan hak mereka, serta senantiasa berada di dekat mereka".
Hukum Ta’ziyah
Para fuqaha sepakat, bahwa hukum ta’ziyah hanyalah sunnah. Tidak ada seorang pun memperselisihkan hal ini. Di bawah ini beberapa kutipan ringkas pendapat mereka:
Ad-Dardiri, "Disunatkan ta’ziyah untuk keluarga mayit…"
Ibnu ‘Abidin, "Disunatkan ta’ziyah bagi siapa saja. Untuk perempuan tentu bagi yang tidak menimbulkan fitnah…"
An-Nawawi, "Imam Syafi’i dan murid-muridnya berpendapat, bahwa bahwa ta’ziyah hukumnya sunnah."
Ibnu Qudamah, "Disunatkan untuk ta’ziyah kepada keluarga mayit. Sejauh ini, tidak ada perbedaan pendapat tentang hal ini, hanya saja Imam Tsauri membatasi hukum sunnah di sini sebelum dikuburkan. Setelah penguburan selesai ta’ziah tidak dianjurkan lagi, karena segala urusan yang berhubungan dengan mayit telah selesai."
Al-Wazir bin Habirah, "semua ulama sepakat, bahwa hukum ta’ziyah adalah sunnah."
Dari seluruh pernyataan ulama berbagai mazhab di atas, maka jelas, bahwa hukum ta’ziyah hanya sunnah. Tidak ada seorang pun dari mereka yang menyatakan wajib atau sebaliknya ta’ziyah tidak boleh. Untuk itu, ada beberapa dalil yang menyatakan ta’ziyah itu masyru’, seperti :
Hadits Anas r.a., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa menghibur saudaranya yang seiman kala ditimpa musibah, maka Allah akan mengenakan ia sebuah pakaian berhias dengan warna hijau menyenangkan di hari kiamat kelak. Sahabat bertanya, ya Rasulullah, apakah yang menyenangkan itu? Dijawab oleh Rasulullah, yaitu sesuatu yang membuat orang iri padanya."
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, "Rasulullah saw. bersdabda : barang siapa menghibur saudaranya yang ditimpa musibah, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang ditimpa musibah tersebut."
Abu Bazrah r.a. berkata : sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : "barang siapa menghibur wanita yang kehilangan anaknya (wafat), maka Allah akan memakaikannya pakaian kebesaran di dalam surga."
Hikmah ta’ziyah
Tentu saja ta’ziyah memiliki hikmah yang dalam, sebagaimana ibadah-ibadah lainnya. Bahkan hikmah yang terkandung di dalamnya amat banyak, baik yang nampak atau pun yang tersirat. Karena itu, sebagian ulama menjabarkan hikmah yang dikandung dalam ta’ziyah. Diantaranya penjelasan Al-Shawi Al-Maliki, yang dinukil dari Ibnu Qasim, bahwa sesungguhnya ta’ziyah memiliki tiga hikmah besar:
Pertama, memberikan kemudahan dan jalan keluar kepada keluarga mayit. Menghibur mereka agar tetap teguh hati untuk bersabar. Mengingatkan pahala sabar. Dan ridha atas ketentuan Allah dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya semata.
Kedua, berdoa, agar Allah Swt. mengganti musibah tersebut dengan ganjaran pahala yang sangat besar.
Ketiga, mendoakan dan memohonkan ampun pada si mayit, agar Allah senantiasa mengasihinya.
Selain tiga hikmah di atas, Ibnu Qasim menambahkan lagi hikmah lain sebagai berikut :
Momentum bagi keluarga mayit untuk senantiasa berbuat baik dan mengigat Allah Swt. Kematian akan datang kapan saja dan di mana saja. Sesungguhnya kematian itu amatlah dekat dengan manusia. Maka, tentu ia akan mempersiapkan diri setiap saat menyongsong kematian. Agar dapat bertemu dengan Allah Swt. dalam kondisi ridha dan juga diridhai.
Dapat mencegah keluarga mayit dari perilaku maksiat yang dimurkai Allah Swt. setelah wafatnya.
Kesimpulan
Ditinjau dari aspek bacaan ayat Al-Quran, tahlil, tahmid, takbir, tasbih, shalawat, doa dan lain lain, semuanya sangat dianjurkan oleh Islam untuk membacanya. Bacaan Al-Quran, tasbih, istigfar dan amalan lainnya yang dihadiahkan kepada mayit akan sampai pahalanya sesuai yang diniatkan. Demikian pula dengan memberi makan dan melaksanakan ta'ziah. Pembaca dapat menelaah kembali beragam pendapat ulama di atas melalui bacaan bebas dari ensiklopedi hukum Islam yang ada. Tulisan ini hanya stimulan awal, untuk kemudian dikaji lebih luas dan mendalam di kesempatan lain.
Demikan makalah singkat ini, semoga dapat memperkaya pemahaman Islam kita. Hanya kepada Allah jualah kita bermohon, mudah-mudahan kita diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Amin ya Rabbal ‘Alamin! sumber:http://galaksi.multiply.com/journal/item/38..
Selengkapnya...
AURRAT WANITA
1 . Bulu kening
Menurut Bukhari " Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur
( menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening) " Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari
2 . Kaki ( tumit kaki )
" Dan janganlah mereka ( perempuan ) membentakkan kaki
( atau mengangkatnya ) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan " An-Nur : 31
a ) menampakkan kaki
b ) menghayungkan/melenggokkan badan mengikut hentakkan kaki
3 . Wangian
" Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya ,
maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina " Riwayat Nasaii , Ibn Khuzaimah dan Hibban
4 . Dada
" Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka " An-Nur : 31
5 . Gigi
" Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya " Riwayat At-Thabrani
" Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik , yang merubah ciptaan Allah " Riwayat Bukhari dan Muslim
6 . Muka dan leher
" Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu "
a ) bersolek ( make-up )
b ) menurut Maqatil : Sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah
7 . Muka dan Tangan
" Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis . Sabda Rasullulah :
Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang gadis yang
telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali : pergelangan tangan dan wajah saja "
Riwayat Muslim dan Bukhari
8 . Tangan
" Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya " Riwayat At Tabrani dan Baihaqi
9 . Mata
" Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya " An Nur : 31
" Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya . Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama ,
ada pun pandangan seterusnya tidak dibenarkan "
Riwayat Ahmad , Abu Daud dan Tirmidzi
10 . Mulut ( suara )
" Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara
sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya , tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik " Al Ahzab : 32
" Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain , iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan , maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi ..Riwayat Ibn Majah
11 . Kemaluan
" Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin , hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina ) " An Nur : 31
" Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu ,
puasa di bulan Ramadhan , menjaga kemaluannya (tidak berzina)
dan menta'hati suaminya , maka masuklah ia kedalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya "
Riwayat Al Bazzar
" Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan dirumah suaminya , melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah "
Riwayat Tirmidzi , Abu Daud dan Ibn Majah
12 . Pakaian
" Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan ,
maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti "
Riwayat Ahmad , Abu Daud , An Nasaii dan Ibn Majah
" Sesungguhnya sebilangan ahli neraka iailah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat . Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya "
Riwayat Bukhari dan Muslim
a ) Berpakaian tipis / jarang
b ) Berpakaian ketat / membentuk
c ) Berpakaian berbelah / membuka bahagian-bahagian tertentu
" Hai nabi-nabi katakanalah kepada isteri-isterimu ,
anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin,
hendaklah mereka memakai baju jilbab
( baju labuh dan loggar ) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu .
Allah maha pengampun lagi maha penyayang " Al Ahzab : 59
13 . Rambut
" Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya "
Riwayat Bukhari dan Muslim
14 . " Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menta'hati suaminya, segala makhluk , burung yang terbang , ikan dilaut , malaikat dilangit matahari dan bulan dan lain-lain memohon keampunan Allah untuknya " Sumber:http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150136521285541
Selengkapnya...
Ibnu Hazm, Ulama Yang Sibuk Bercinta .... ^_^
Siapakah Ibnu Hazm ?
Ibnu Hazm dilahirkan pada tahun 384 H / 7 November 994 M di Cordova, Sepanyol. Beliau merupakan seorang ulama fiqh dan filosofi terkenal di Andalusia pada zamannya.
Dididik Wanita
Sejak kecil, Ibnu Hazm tinggal di istana yang mewah. Ini kerana ayahnya merupakan salah seorang menteri di zaman Khalifah Al-Mansur. Di dalam istana tersebut ada bahagian khas untuk kaum lelaki dan bahagian khas untuk kaum wanita. Kedua-dua bahagian ini cukup berasingan dan tidak ada jalan keluar masuk.
Di istana mewah inilah atau lebih tepat lagi di bahagian sebelah wanita, Ibnu Hazm mendapat pendidikan awal beliau. Para wanita yang tinggal di situ mengajar beliau membaca dan menghafal Al-Quran. Kemudiannya beliau belajar menulis dan membentuk tulisan cantik. Malah mereka juga mengawal beliau dari melakukan apa sahaja perbuatan buruk dan turut mengajarnya etika hidup yang sesuai dengan kedudukannya sebagai anak atasan.
Bagaimanapun, kehidupan yang lunak ini tidak berpanjangan. Pada usianya 15 tahun, keluarganya ditimpa malang. Bapanya telah menjadi mangsa rebutan kuasa di dalam pemerintahan Bani Umaiyah yang memerintah Sepanyol pada ketika itu.
Allah telah mentakdirkan agar Ibnu Hazm menjadi seorang ulama dan tokoh ilmuan yang besar dan berwibawa kerana kalau kehidupan yang lunak dan tidak mencabar itu berpanjangan, Ibnu Hazm tidak mungkin menjadi seorang ulama sekuat itu. Biasanya kemewahan hidup yang melampau boleh menyebebkan seseorang itu lemah peribadi.
Jatuh Cinta
Ibnu Hazm pernah jatuh cinta sebanyak tiga kali. Cintanya yang pertama ia tumpahkan kepada jariah (pembantunya) lalu menikahinya ketika Ibnu Hazm berusia di bawah 20 tahun.
Ketika isterinya yang lebih muda darinya itu meninggal dunia, ia larut dalam kesedihan dan menangis berbulan-bulan, walaupun seperti pengakuannya ia adalah orang yang sulit mencucurkan air mata.
Ia jatuh sakit sekian lama, bahkan kehilangan sebahagian ingatannya, walaupun kemudian sembuh.
“Demi Allah, hingga kini aku tidak pernah lagi merasa bahagia. Kehidupan setelah kepergiannya tidak nyaman lagi. Aku terus mengenangnya dan tidak lagi menemukan kesenangan dari selainnya.”
Sekali lagi, dengan demikian, Ibnu Hazm sendiri sibuk dalam cinta sepanjang hidupnya, sebagaimana ia disibukkan oleh ilmu-ilmu agama semacam fiqih (hukum Islam), tafsir, hadis dan teologi, bukan hanya perempuan sebagaimana tulisnya.
Ibnu Hazm menulis bahawa, “Cinta awalnya permainan dan akhirnya kesungguhan. Dia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar diketahui. Agama tidak menolaknya, syariat pun tidak melarangnya.”
“Ketika masih remaja, aku jatuh cinta kepada seorang gadis berambut pirang. Sejak itu aku tidak mengagumi gadis berambut hitam, meski pemiliknya berada di matahari atau sangat molek. Itu kecenderunganku sejak saat itu. Diriku tidak pernah mengagumi lagi kecuali rambut pirang. Itu pula kecenderungan ayahku.”
Kalimah di atas merupakan pengakuan filosof dan ulama besar dunia, Ibnu Hazm. Lewat karyanya yang berjudul Tauqul Hamamah (Di Bawah Naungan Cinta). Ibnu Hazm berjaya menjadikan dirinya sasterawan yang cukup disegani. Bukunya ini menjadi buku terlaris sepanjang abad pertengahan. Buku itu tidak hanya menarik bagi umat Islam, tetapi juga bagi kaum Nasrani di Eropah.
Padahal Ibnu Hazm dikenal sebagai salah satu ulama tersohor di abad pertengahan. Ayahnya dikenal sebagai salah seorang menteri pada zaman Khalifah al-Manshur.
Menurut penuturan Ibnu Hazm, cinta pertamanya bersemi ketika ia berusia 18 tahun. Sementara gadis pujaannya yang berambut perang berumur 16 tahun. Gadis itu dikaguminya sampai habis. Ia mengatakan bahawa pujaannya itu seorang yang cantik, bertabiat baik, dan bertubuh sintal. Si gadis pun pandai bernyanyi dan memetik
kecapi, yang menjadi kebiasaan kala itu.
Ibnu Hazm tergila-gila. Setiap hari selalu menanti gadis itu lewat di depan pintu rumahnya. Begitu gadis itu muncul, Ibnu Hazm langsung menguntitnya. Seperti kisah remaja pada umumnya, kisah cinta Ibnu Hazm penuh dengan romantika. Jika dikejar, si gadis berlalu dengan malu-malu dan rona wajahnya memerah. Tentang perilakunya yang terbuai itu Ibnu Hazm menulis, “Saya ingat benar bagaimana ketika saya selalu pergi ke ruangan tempat ia tinggal. Rasanya saya selalu ingin menuju pintu itu agar bisa dekat dengannya. Begitu ia melihat saya di dekat pintu, dengan gerakan lemah gemulai ia pergi ke tempat lain. Saya pun menguntitnya sampai ke pintu ruangan tempat ia berada.”
Ibnu Hazm, sebagaimana semua ulama dan agamawan, menyatakan bahawa cinta yang terbesar adalah cinta kepada Allah dan cinta antara sesama manusia yang dijalin kerana Allah swt. Cinta antara sesama manusia, antara lain cinta antara lawan jenis, jika terjalin kerana Allah, pasti diliputi oleh kesetiaan dan kesucian.
Ibnu Hazm al-Andalusi, seorang pakar hukum Islam menulis pengalaman peribadinya antara lain: “Seandainya bukan kerana keyakinan bahwa dunia ini adalah tempat ujian dan negeri kekeruhan, sedangkan syurga adalah tempat peroleh ganjaran, kita akan berkata bahawa hubungan harmonis antara kekasih merupakan kebahagiaan tanpa kekeruhan, kegembiraan tanpa kesedihan, kesempurnaan cinta dan puncak harapan.”
Selanjutnya, ulama besar itu berkata: “Aku telah merasakan kelazatan dengan aneka ragamnya. Aku juga telah meraih keberuntungan dengan segala macamnya. Tidaklah kedekatan kepada penguasa, tidak juga wujud setelah ketiadaan, atau kembali ke pangkuan setelah bepergian jauh, dan tidak juga rasa aman setelah mengalami rasa takut, atau perolehan harta yang dimanfaatkan, tidaklah semua itu, seindah hubungan harmonis/asmara dengan kekasih/lawan jenis kita.
Memandang Cinta
Menurut Ibnu Hazm, cinta itu sulit diuraikan. Tetapi pada orang yang jatuh cinta terdapat pertanda.
Pertama, kecanduan memandang orang yang dikasihi.
Kedua, segera menuju ke tempat kekasih berada, sengaja duduk di dekatnya dan mendekatinya.
Ketiga, gelisah dan gugup ketika ada seseorang yang mirip dengan orang yang dicintainya.
Keempat, kesediaan untuk melakukan hal-hal yang sebelumya enggan dilakukannya
Adapun yang mencoreng cinta menurut Ibnu Hazm adalah berbuat maksiat dan mengumbar hawa nafsu.
Ibnu Hazm wafat pada tahun 456 H / 1064 M.
Cinta Di Mata Seorang Ulama
Akan menghinalah mereka yang tak mengenal cinta
Sungguh cintamu padanya wajar adanya
Mereka kata, cinta buat kau gila
Padahal kau orang paling faham agama
Ku katakan pada mereka
Mengapa kalian iri padanya?
Jawabnya
Kerana ia mencinta dan dicintai pujaan jiwa
Bila masanya Muhammad mengharamkan cinta
Dan apakah ia menghina umatnya yang jatuh cinta
Janganlah kau berlagak mulia
Dengan menyebut cinta sebagai dosa
Janganlah kau pedulikan apa kata orang tentang cinta
Entah yang berkata keras atau halus biasa
Bukankah manusia harus menetapi pilihannya
Bukankah kata tersembunyi tak bererti diam seribu bahasa
Syair ini dikutip dari kitab Tauqul Hamamah karya Ibnu Hazm al-Andalusi
Selengkapnya...